PROFESIONALISME GURU
Dari jaman dulu (jadul) pendidikan amat penting, apalagi pendidikan sekolah, baik dari TK, SD, SMP, SMA ataupun pekuliahan. oleh karena itu dalam pendidikan di sekolah khususnya peran seorang guru amatlah penting, sehingga dibutuhkan keprofesional seorang guru.
Keberhasilan guru dapat ditinjau dari dua segi proses dan dari segi hasil. Dari segi proses, guru berhasil bila mampu melibatkan sebagian besar peserta didik secara aktif baik fisik, mental maupun sosial dalam proses pembelajaran, juga dari gairah dan semangat mengajarnya serta adanya rasa percaya diri. Sedangkan dari segi hasil, guru berhasil bila pembelajaran yang diberikannya mampu mengubah perilaku pada sebagian besar peserta didik ke arah yang lebih baik.
Sebaliknya,dari sisi siswa, belajar akan berhasil bila memenuhi dua persyaratan:
(1) belajar merupakan sebuah kebutuhan siswa
(2)ada kesiapan untuk belajar, yakni kesiapan memperoleh pengalaman-pengalaman baru baik pengetahuan maupun ketrampilan.
Dari jaman dulu (jadul) pendidikan amat penting, apalagi pendidikan sekolah, baik dari TK, SD, SMP, SMA ataupun pekuliahan. oleh karena itu dalam pendidikan di sekolah khususnya peran seorang guru amatlah penting, sehingga dibutuhkan keprofesional seorang guru.
Profesionalisme menjadi taruhan ketika mengahadapi tuntutan-tuntutan pembelajaran karena tuntutan tersebut merefleksikan suatu kebutuhan yang semakin kompleks yang berasal dari siswa; tidak sekedar kemampuan guru mengauasi pelajaran semata tetapi juga kemampuan lainnya yang bersifat psikis, strategis dan produktif. Tuntutan demikian ini hanya bisa dijawab oleh guru yang professional
Oleh karena itu, Sudarwan Danim menegasakan bahwa tuntutan kehadiran guru yang profesional tidak pernah surut, karena dalam latar proses kemanusiaan dan pemanusiaan,ia hadir sebagai subjek paling diandalkan.
Istilah professional berasal dari profession, yang mengandung arti sama dengan occupation atau pekerjaan yang memerlukan keahlian yang diperoleh melalui pendidikan atau latihan khusus.ada beberapa pengertian yang berkaitan dengan professionalisme yaitu okupasi, profesi dan amatif. Terkadang membedakan antar para professional, amatir dan delitan.Maka para professional adalah para ahli di dalam bidangnya yang telah memperoleh pendidikan atau pelatihan yang khusus untuk pekerjaan itu.
Kemudian bagaimanakah hubungan profesional dengan kompetensi? M. Arifin menegaskan bahwa kompetensi itu bercirikan tiga kemampuan profesional yang kepribadian guru, penguasa ilmu dan bahan pelajaran, dan ketrampilan mengajar yang disebut the teaching triad. Ini berarti antara profesi dan kompetensi memilki hubungan yang erat: profesi tanpa kompetensi akan kehilangan makna, dan kopetensi tanpa profesi akan kehilangan guna.
sekarang yang jadi permasalahan bagaimana ciri guru yang profesionanal itu,,,???
Mengenai kompetensi, di Indonesia telah ditetapkan sembilan kompetensi yang harus dimiliki oleh guru sebagai instructional leader yang profesional, yaitu:
(1) memiliki kepribadian ideal sebagai guru
(2) penguasaan landasan pendidikan
(3)menguasai bahan pengajaran
(4)kemampuan menyusun program pengajaran
(5) kemampuan menilai hasil dan proses belajar mengajar
(6)kemampuan menyelenggarakan program bimbingan
(7) kemampuan menyelenggarakan administrasi sekolah
(8) kemampuan bekerja sama dengan teman sejawat dan masyarakat
(9) kemampuan menyelenggarakan penelitian sederhana untuk keperluan pengajaran
Sebaliknya,dari sisi siswa, belajar akan berhasil bila memenuhi dua persyaratan:
(1) belajar merupakan sebuah kebutuhan siswa
(2)ada kesiapan untuk belajar, yakni kesiapan memperoleh pengalaman-pengalaman baru baik pengetahuan maupun ketrampilan.
Hal ini merupakan gerakan dua arah, yaitu gerakan profesional dari guru dan gerakan emosional dari siswa. Apabila yang bergerak hanya satu pihak tentu tidak akan berhasil, yang dalam istilah sehari-hari disebut bertepuk sebelah tangan. Sehebat-hebatnya potensi guru selagi tidak direspons positif oleh siswa, pasti tidak berarti apa-apa. Jadi gerakan dua arah dalam mensukseskan pembelajaran antara guru dan siswa itu sebagai gerakan sinergis.
Bagi guru yang profesioanl, dia harus memiliki kriteria-kriteria tertentu yang positif. Gilbert H. Hunt menyatakan bahwa guru yang baik itu harus memenuhi tujuh kriteria:
- sifat positif dalam membimbing siswa
- pengetahuan yang mamadai dalam mata pelajaran yang dibina
- mampu menyampaikan materi pelajaran secara lengkap
- mampu menguasai metodologi pembelajaran
- mampu memberikan harapan riil terhadap siswa
- mampu merekasi kebutuhan siswa
- mampu menguasi manajemen kelas
Disamping itu ada satu hal yang perlu mendapatkan perhatian khusus bagi guru yang profesional yaitu kondisi nyaman lingkungan belajar yang baik secara fisik maupun psikis. hal ini tersirat pada UUD pendidikan Nasional pasal 40 ayat 2 bagian 2. Demikian juga E. Mulyasa menegaskan, bahwa tugas guru yang paling utama adalah bagaimana mengkondisikan lingkungan belajar yang menyenangkan, agar dapat membangkitkan rasa ingin tahu semua peserta didik sehingga timbul minat dan nafsunya untuk belajar. Adapun Bobbi Deporter dan Mike Hernachi menyarankan agar memasukkan musik dan estetika dalam pengalaman belajar siswa. karena musik berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologis siswa yang diiringi musik membuat pikiran selalu siap dan mampu berkonsentrasi.41 dalam situasi otak kiri sedang bekerja, masuk akan membangkitkan reaksi otak kanan yang intuitif dan kreatif sehingga masukannya dapat dipadukan dengan keseluruhan proses.
Terkait dengan suasana yang nyaman ini, perlu dipikirkan oleh guru yang profesional yaitu menciptakan situasi pembelajaran yang bisa menumbuhkan kesan hiburan. Mungkin semua siswa menyukai hiburan, tetapi mayoritas mereka jenuh dengan belajar. Bagi mereka belajar adalah membosankan, menjenuhkan, dan di dalam kelas seperti di dalam penjara. Dari evaluasi yang didasarkan pada pengamatan ini, maka sangat dibutuhkan adanya proses pembelajaran yang bernuansa menghibur. Nuansa pembelajaran ini menjadi “pekerjaan rumah”bagi para guru khususnya guru yang profesional.
Kesimpulan
Selama ini model pembelajaran dalam pendidikan masih seperti ungkapan paul Freire, pendidikan”gaya bank” yang bersifat penindasan pada siswa. Keadaan ini harus diubah menjadi pendidikan (Pembelajaran) yang demokratis yang membawa misi pembebasan bagi mereka. Untuk mewujudkan model pendidikan yang emansipatoris itu dibutuhkan guru yang profesional.
Profesional guru tercermin dalam berbagai keahlian yang dibutuhkan pembelajaran baik terkaut dengan bidang keilmuan yang diajarkan,”kepribadian”, metodologi, pembelajaran, maupun psikologi belajar.
PROFESIONALISME HACKER
Seiring dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, masalah-masalah keamanan informasi menjadi semakin kompleks dan beragam. Untuk dapat memecahkan masalah-masalah keamanan tersebut, seorang profesional keamanan informasi saat ini membutuhkan kemampuan dan pengertian yang lebih mendalam atas infrastruktur, program, ancaman, vulnerabilities dan lain-lain celah keamanan.
Dengan kata lain, profesional keamanan informasi perlu menjadi seorang hacker plus. Yaitu selain memahami semua yang berkaitan dengan sistem keamanan informasi, perlu juga memahami secara mendalam perangkat dan arsitektur teknologi informasi dan komunikasi; jaringan; regulasi; bahasa pemrograman; bahasa Inggris; World Wide Web; HTML; Operating System; Open source; dan budaya hacker.
Apakah hacker itu ?
Pada awalnya sebutan hacker ditujukan kepada para programer yang ahli atau orang-orang yang mempunyai minat sangat tinggi terhadap komputer yang berkumpul dalam sebuah komunitas untuk berbagi pengalaman dan ilmu. Hacker membangun jaringan, membangun internet, membangun sistem operasi Unix, membuat Usenet, membuat World Wide Web beroperasi. Bila seseorang adalah bagian dari budaya tersebut dan memberikan kontribusi pada perkembangannya, kemudian komunitasnya mengetahui serta memanggilnya hacker, maka dia adalah seorang hacker. (definisi menurut Eric S. Raymond)
Definisi hacker menggelembung dan menciut, memositif dan menegatif sesuai persepsi yang dibangun oleh media massa.
Bagaimana menjadi seorang hacker "PROFESIONAL"?
Sebagaimana profesi ”keahlian” lainnya, menjadi seorang hacker tentunya tidak serta merta setelah lulus sekolah komputer atau kursus pemrograman langsung dapat dikatakan hacker atau programmer. Untuk mendapatkan keahlian tersebut, walaupun tidak mesti dijuluki hacker, membutuhkan ilmu yang komprehensif menyangkut teknologi informasi dan komunikasi, serta memiliki cara berfikir hacker.
Ilmu dasar yang harus dikuasai untuk menuju ke keahlian seorang hacker adalah :
1. Mempelajari program dan bahasa pemrograman : keahlian yang paling dasar seorang hacker adalah program. Bisa memulainya dari Python, Java, C/C++ kemudian Perl dan LISP. Menjadi hacker perlu mempelajari secara mendalam bagaimana berpikir dan memecahkan masalah pemrograman dalam berbagai bahasa pemrograman. Berlatih melalui membaca kode program dan menuliskan kode program.
2. Mempelajari software dan operating system open-source : software open-source dapat diperoleh dengan biaya yang minimal, source-code nya tersedia sehingga dapat dimodifikasi. Nilai yang diperoleh dengan mempelajari software open-source jauh lebih tinggi dari software komersial. Software komersial seperti Microsoft atau Apple didistribusikan dalam bentuk binari sehingga sulit membaca kodenya.
Unix adalah operating system di internet. Bila kita berfokus pada mempelajari Unix, akan banyak sekali manfaatnya. Budaya hacker saat ini terpusat pada Unix.
3. Mempelajari penggunaan world wide web dan menulis dalam HTML : ini bukan dimaksudkan belajar menggunakan web browser, tapi belajar menulis dalam HTML (hiper-text mark-up language). Menulis dalam HTML akan melatih kebiasaan berfikir tentang pemrograman. Jadi, buatlah Home Page (dengan HTML tentunya, bukan program visual) dengan isi yang baik. Isi yang baik akan melatih semangat untuk berbagi.
4. Mempelajari dan menulis bahasa Inggris : suka atau tidak, bahasa Inggris masih merupakan bahasa yang digunakan dalam internet. Hampir dapat dikatakan tools pemrograman yang ada menggunakan bahasa Inggris. Jadi fokuskan untuk dapat menulis dalam bahasa Inggris dengan baik.
Selain mempelajari keempat ilmu dasar itu, yang tidak kalah pentingnya adalah menumbuhkan sikap seorang hacker. Sama seperti keahlian lainnya, selain kemampuan, sikap dan budaya akan keahlian tersebut sangat menentukan seseorang berhasil mencapai status keahlian itu atau tidak.
Berikut hal-hal yang menjadi sikap dan kebiasaan seorang hacker:
1. Melakukan usaha keras dengan penuh memotivasi : menjadi hacker adalah menyenangkan, kesenangan yang membutuhkan usaha keras untuk mencapainya. Usaha keras tersebut harus dipelihara dengan motivasi yang tinggi untuk mendapatkan ilmu dasarnya, melatihnya dengan memecahkan masalah, dan berlatih terus menerus untuk mempertajam keahlian. Jangan membatasi diri.
2. Menjadi kreatif : tidak ada metode penyelesaian yang keramat dan jitu dalam permasalahan komputer yang terus berkembang. Memiliki kreatifitas, walaupun sumberdaya terbatas, akan sangat membantu dan bernilai tinggi.
3. Memelihara rasa ingin tahu : rasa ingin tahu akan memotivasi diri dari dalam, sehingga memiliki kemauan untuk membaca, melakukan latihan dan percobaan, mencari penyelesaian masalah hingga tuntas, dan melihat sejauh mungkin.
4. Mengatasi kejenuhan : jangan pernah bosan dan jenuh terhadap pekerjaan yang berulang-ulang, sebab hal itu merupakan salah satu bagian dari upaya penyelesaian terhadap masalah baru. Seorang hacker harus dapat mengatasi kebosanan dan kejemuan yang muncul dalam dirinya.
5. Menumbuhkan iklim yang kondusif : kreatifitas, ide cemerlang dan kejernihan berpikir biasanya muncul pada suasana yang menyenangkan. Hacker memerlukan suasana itu. Bentuk dan macam suasana yang menyenangkan sangat beragam dan tidak berlaku universal, jadi lebih mudah menset suasana itu oleh diri sendiri.
6. Membangun sikap dan kemampuan yang handal : menjadi hacker memerlukan kecerdasan, latihan, dedikasi dan kerja keras. Membangun sikap dan memiliki kemampuan sangat penting, sehingga perlu dimiliki secara bersama-sama.
7. Melakukan interaksi dalam komunitas hacker : komunitas hacker biasanya merupakan sebuah forum untuk saling berbagi pengalaman dan ilmu atau dapat juga hal-hal ringan lainnya. Saat seorang hacker dalam keadaan buntu terhadap suatu masalah, komunitasnya akan siap membantu. -antz-