Saturday, January 21, 2012

LINUX

Yang Perlu Anda Ketahuitentang Software linux
Free
Software (menurut GNU/FSF) :
Software yang dalam lisensinya mengizinkan siapapun untuk menggunakan, menyalin/menggandakan, dan mendistribusikannya, sesuai aslinya atau sudah dimodifikasi,
baik gratis maupun dengan memungut biaya. Dengan syarat utama, source codenya harus tersedia.
Contoh : Linux (kernel), GNOME, GIMP
Sejarah Linux diawali dari pengembangan sistem yang bernama UNIX oleh Ken Thompson dan Dennis Ritchie (Biografi ada di ilmukomputer.com) yang berasal dari AT&T Bell labs, pada tahun 1968. Karena tujuan UNIX adalah sistem operasi yang multi user dan multi tasking, maka UNIX ditulis ulang dengan menggunakan bahasa
C (sebelumnya menggunakan bahasa B). Hal ini memungkinkan untuk didevelop ke berbagai platform hardware tanpa perlu harus menuliskan kode yang spesifik. Sehingga develop itu masih terus bertahan sampai saat ini.

Bell melisensikan sistem operasi ini kebeberapa instit
usi, salah satunya ke departemen Ilmu Komputer U
niversitas Berkeley California, yang akhirn
ya menghasilkan beberapa cloning UNIX dengan kode BSD (Berkeley Software
Distribution) Professor Andrew Tanenbaum telah mengembangan sistem operasi Unix yang dapat berjalan pada personal computer yaitu MINIX (Mini UNIX). Namun sistem ini tidak memiliki seluruh fungsi UNIX yang diinginkan mahasiswa saat itu, terutama untuk mahasiswa bernama Linus Trovalds.
Linux muncul pada tahun 1991 yang dikembangkan oleh mahasiswa yang bernama Linus Trovalds dengan tujuan membuat sistem operasi gratis dengan kemapuan seperti UNIX tetapi kompatibel dengan PC. September 1991, Linux diluncurkan pertama kali dengan panjang source code 10.239 lines versi 0.01. Perkembangan berikutnya adalah versi 0.95 yang dianggap rilis paling penting, karena mampu menjalankan X Windows System. Pada tanggal 9 Mei 1996, TUX diresmikan sebagai maskot Linux yang dibuat oleh Larry Ewing sesuai dengan pernyataan “Linus likes penguins”. Nama TUX sendiri diambil dari Trovalds Unix untuk menghormati Linu
s Trovalds sebagai pengembang Linux.
Pada awalnya Linux diluncurkan dibawah lisensi yang melarang komersialitas.
Tetapi pada perkembangannya, Linus Trovalds mengubah lisensinya menjadi GNU General Public License. Lisensi mengijinkan distribusi atau bahkan penjualan versi Linux yang sudah dimodifikasi tetapi dengan catatan bahwa semua distribusi tersebut haras dibawah lisensi GNU GPL dan harus dengan source code programnya.
Salah satu berita terhangat di tahun 2002 adalah dibentuknya United Linux, sebuah 'keroyokan' antara empat vendor distro Linux, yaitu SuSE, Caldera, Conectiva, dan TurboLinux. Konon, pada awalnya dua vendor lain RedHat dan Mandrake juga sempat diajak ikut serta, namun dengan pertimbangan tertentu, keduanya menolak.
TUJUAN UNITED LI
NUX adalah 'Membuat distro Linux yang standar dan sesuai dengan kepentingan bisnis'. Seperti yang kita ketahui, adaptasi Linux di dunia korporat sedikit terhambat akibat dua hal: kurangnya dukungan teknis (yang jelas), dan kurangnya standarisasi di antara distro-distro Linux yang ada, terutama dalam soal tools konfigurasi seperti YaST di SuSE, Lisa di Caldera, HardDrake di Mandrake, atau LinuxConf di RedHat. Dukungan untuk UnitedLinux pun bermunculan dari vendor hardware/software komersial seperti AMD, IBM, Fujitsu-Siemens, HP-Compaq, Intel, NEC, Borland, Progress, dan SAP.

Antara GNU dan Linux

Bulan November lalu, kita kedatangan seorang tokoh teknologi informasi yang merupakan 'biangnya' hal-hal berikut ini: GNU, Free Software, GPL, GIMP, Gnome, Debian, GNU Emacs, dan tentunya GNU/Linux Sebuah kisah yang sudah menjadi legenda, dan
akan terus diulang-ulang setiap kali kta mebicarakan sejarah sistem operasi yang disebut Li
nux. And live happily ever after? ternyata tidak. Sampai saat ini, Richard masih menyatakan
kurang puas, terutama dengan penyebutan Linux, alih-alih GNU/Linux, sebagai sistem operasi yang kita kenal sekarang ini. Secara de facto, Richard berhak untuk merasa gelisah, karena ba
ginya, Linux hanyalah sebagian (kecil) dari sistem operasi GNU yang dia ciptakan. Meskipun sampai sekarang ini sistem operasi GNU belum selesai, karena kernelnya, Hurd, tidak kunjung operasional. Penulis bisa menyebut ini sebagai salah kaprah terbesar dalam dunia Linux. Dan, salah kaprah tidak selamanya
berakibat buruk, apalagi dalam soal penyebutan GNU/Linux sebagai Linux, masih bagus dibandingkan orang menyebut RedHat Linux, Linux Mandrake, SuSE Linux sebag
ai RedHat, Mandrake, dan SuSE saja. Mengapa salah kaprah ini bisa terjadi? Ada beberapa sebab tentunya, di antaranya :
  1. Para pembuat distro Linux, kecuali Debian dan Stampede, kebanyakan hanya menggunakan nama Linux, bukan GNU/Linux untuk distronya, seperti: RedHat Linux, Linux Mandrake, Caldera (sekarang SCO) OpenLinux, SuSE Linux, atau Trustix Secure Linux. Bahkan beberapa di antaranya tidak menggunakan nama Linux sama sekali, seperti Trinux, WinBI, Yggdrasil, atau LibraNet. Sehingga, para user Linux, terutama pemula, hanya tahu nama Linux sejak mencoba distro pertamanya. Meskipun sebagian pembuat distro, mencantumkan nama GNU/Linux pada sleeve CD-nya, atau pada file-file teks di dalam CD sebagai keterangan mengenai definisi dan latar belakang Linux, tetap saja, tidak banyak yang menggali sejauh itu.
  2. Nama Linux lebih fam iliar, mudah diucapkan, dan berdaya jual (mengingatkan pada Unix) dibandingkan GNU/Linux, atau GNU, yang bisa membuat tersedak (maaf) jika diucapkan. Selain itu, maskot penguin milik Linux terlihat lebih menyenangkan dibandingkan logo kambing gunung milik GNU. Belum lagi jika memang harus menggunakan istilah GNU/Linux, logo mana yang harus dipakai, apakah penguin naik kambing? :) (sorry, Mr Stallman)
GNU/Linux adalah untuk membedakannya dengan GNU/Hurd, sebagai sistem operasi buatan GNU sesungguhnya.

Migras

i dari Windows ke Linux

UU HaKI akhirnya diberlakukan mulai 29 Juli 2003. Para pembajak (komersial) ketakutan,
penjual VCD/DVD/Mp3/Program bajakan pada ilang, penjual komputer nggak berani nginstal Windows , perusahaan besar/kecil, warnet, kampus mulai waspada kalo-kalo ada SWEEPING, dst. Bagaimana dengan Anda? sudah siap
dirazia dan di-'tilang'? Kalo ketangkep polantas cuma bayar beberapa puluh ribu, yang ini bisa makan biaya ratusan ribu sampai jutaan bergantung berapa banyak software bajakan terinstalasi di tiap-tiap komputer Anda. Pilihannya jelas; bayar atau mati...maksudnya copoti software-software bajakan tersebut dari komputer Anda. Lalu, kita nggak bisa pakai komputer dong, mengingat untuk makan sehari-hari pun kadang-kadang ngutang, apalagi beli software asli yang kata
nya mahal-mahal itu?.
Untunglah, solusi untuk masalah itu sudah ada, yang tak lain adalah menggunakan software-software yang gratis/bebas (free). Kalau kita sudah mengenal beberapa software yang dapat digunakan tanpa harus membelinya, yang dikenal dengan shareware/freeware, seperti WinZip, mIRC, Netscape, Winamp, atau Acrobat Reader. Tapi software tersebut berjalan di Windows, yang tidak pernah gratis, jadi tetap saja harus beli Windows. Ya, kalau Anda masih berat untuk melompat dari jendela, untuk bertualang bersama para penguin atau daemon. Ya, adalah Linux yang menjadi solusi terbaik saat ini. Dengan lis
ensinya, GPL, Linux bebas dikopi, diinstalasi, disebarluaskan, diutak-atik, dan digunakan tanpa pusing memikirkan harus bayar. Dibandingkan 3-4 tahun lalu, Linux dalam berbagai wajah (distro) sudah banyak mengalami kemajuan, sehingga dapat digunakan semudah Windows.
LINUX SELAMA INI BERKEMBANG PESAT UNTUK SERVER, SEHINGGA BANYAK APLIKASI DAN TOOLS SUPERIOR YANG DIKEMBANGKAN UNTUK SERVER, TERUTAMA SERVER WEB SEPERTI APACHE, PHP, PERL, MYSQL, POSTGRESQL, MRTG, DAN MASIH BANYAK LAGI. DI SISI LAIN, LINUX UNTUK DESKTOP JUGA BERKEMBANG TAK KALAH PESAT, MES KIPUN BELUM MENYAMAI WINDOWS. BANYAK APLIKASI YANG DIKEMBANGKAN UNTUK DESKTOP, SEPERTI KDE, GNOME, OPENOFFICE, GIMP, XMMS, MPLAYER, XINE, KOFFICE, ABIWORD, MOZILLA, DAN MASIH BANYAK LAGI. NAMUN SECARA UMUM BISA DIKATAKAN BAHWA LINUX SUDAH LAYAK DIGUNAKAN UNTUK DESKTOP SECARA UMUM.
Jika di lingkungan Windows kita mengenal jenis-jenis OS Windows mulai versi 3.x, 9x, Me, NT, 2000, atau XP, di Linux kita mengenal distro seperti RedHat, Mandrake, SuSE, Debian, atau Slackware. Namun keduanya sangat berbeda dalam pengertian dan penggunaan, karena satu distro memiliki versinya
masing-masing (versi terakhir: RedHat 9.0, SuSE 8.2, Mandrake 9.1, Debian 3.0r1, Slackware 9.0) dan bisa diatur untuk berbagai konfigurasi hardware (mulai 386, 486 sampai Pentium 4/Athlon XP, kecuali Mandrake yang minimum harus Pentium I). Untuk desktop, konfigurasi hardware lebih menentukan tampilan grafis (GUI) yang bisa digunakan alih-alih jenis dan versi distro yang dipilih. Di lingkungan Linux ada belasan tampilan desktop (GUI) yang bisa dipilih, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Di bawah ini penggolongannya:
  1. Ringan (konfigurasi minimum 486-Pentium, 32 MB RAM, dan 1 MB VGA): BlackBox, XFCE, IceWM-Light, TWM, Fvwm
  2. Sedang (Pentium II/III/Celeron, AMD K62/III/Duron, 64MB RAM, 4-8 MB VGA): IceWM, WindowMaker, AfterStep, KDE1/2
  3. Berat (Pentium 4, Athl on, 128 MB RAM, 16-32 MB VGA): KDE3, Gnome, Enlightenment
Selain itu, konfigurasi hardware juga mempengaruhi pemilihan aplikasi:
  1. OpenOffice membutuhkan minimal RAM 64 MB, sebaiknya 128 MB atau lebih
  2. Aplikasi KDE/Gnome (biasanya berawalan K/G seperti KOffice, Gnumeric, Galeon) membutuhkan librari Qt/Gtk (tidak harus menginstal KDE/Gnome secara lengkap) membutuhkan sekitar 32-64 MB RAM
  3. Mozilla membutuhkan 32-64 MB RAM
  4. Game seperti Quake, U nreal membutuhkan display adapter 3D (GeForce/Radeon) dengan driver khusus (didownload dari situs nVidia/ATI) untuk distro tertentu pula. Gunakan distro populer (the big five: RedHat, Mandrake, SuSE, Debian, Slackware)
  5. Aplikasi multimedia membutuhkan sound card dan display adapter yang sesuai dan kompatibel dengan Linux. Gunakan distro versi terakhir untuk hardware terbaru Anda agar hardware tersebut dapat bekerja dengan baik tanpa harus mengonfigurasi drivernya sendiri.
  6. Khusus modem, gunakan modem hardware (biasanya eksternal dan berkonektor serial/COM), karena modem murah (biasanya internal atau berkoneksi USB, disebut WinModem, SoftModem, atau AMR/ACR) menggunakan driver khusus untuk mengemulasi fungsi modem. Beberapa SoftModem sudah tersedia driver Linuxnya (lihat situs LinModems) tapi sebaiknya dihindari selagi bisa.
  7. Hal yang sama berlaku juga untuk printer. Ada beberapa printer yang disebut WinPrinter, yang membutuhkan dri ver khusus untuk bisa berfungsi dengan optimum. Lihat situs LinuxPrinting untuk melihat daftar printer yang kompatibel dengan Linux.
Ada banyak distro yang beredar, mungkin yang Anda kenal hanya beberapa gelintir saja. Jumlah pastinya tidak jelas, karena beberapa distro hanya beredar untuk kalangan terbatas atau sebatas hobi. Bagi pengguna komputer di Indonesia cukup mengenal distro-distro mainstream/populer di bawah ini:
REDHAT, MANDRAKE, SUSE, SLACKWARE, DEBIAN, TURBOLINUX, CONECTIVA, LINDOWSOS (BAYAR), LYCORIS (BAYAR), KNOPPIX, UNITEDLINUX, TRUSTIX SECURELINUX, BESTLINUX, XANDROS, LIBRANET, LALU DITAMBAH DISTRO BERBAHASA INDONESIA: TRUSTIX MERDEKA, WINBI, RIMBALINUX, BIJAX, TRUSTCAFE, DE2, INULLINUX ;). UNTUK PENGGUNA KOMPUTER APPLE/MAC TERSEDIA BEBERAPA DISTRO KHUSUS: MANDRAKE FOR POWERPC, DEBIAN PPC, MKLINUX, YELLOW
DOG. DI KALANGAN PENGGUNA LINUX DI INDONESIA, DAN DUNIA, LIMA DISTRO (REDHAT, MANDRAKE, SUSE, DEBIAN, SLACKWARE) ADALAH YANG PALING POPULER DAN BANYAK DIGUNAKAN. NAMUN AKHIR-AKHIR INI DISTRO KNOPPIX MULAI NAIK DAUN KARENA SANGAT MUDAH PENGGUNAANNYA: TANPA DIINSTALASI DAN LANGSUNG DAPAT DIJALANKAN DARI CD (BOOTABLE). ADA JUGA DISTRO YANG BISA DIJALANKAN DARI FLOPPY DISK (MULINUX, TOMSBRT, SMALLLINUX, LOAF, LRP, FREESCO), NAMUN TENTU SAJA TIDAK DAPAT MEJALANKAN TAMPILAN GRAFIS (GUI).

RANGKUMAN (10x10)

10 Alasan Anda menggunakan/pindah ke Linux
  1. Anda nggak punya duit atau nggak mau keluar duit untuk membeli Windows dan software-software (termasuk game!) berbasis Windows
  2. Anda malu membajak software (takut dosa...)
  3. Anda sudah bosan dengan kelakuan Windows dan Microsoft
  4. Anda tertarik maskotnya Linux yang imut (Tux si penguin)
  5. Teman-teman Anda pakai Linux semua dan Anda takut dicap kuper/nggak cool
  6. Guru/dosen/boss Anda memberikan tugas yang hanya bisa dikerjakan di Linux
  7. Pacar Anda menggunakan Linux dan Anda nggak ingin kehilangan dia
  8. Anda tertarik dengan ideologi open source/free software
  9. Anda seorang (ultra)nasionalis sejati dan tidak rela devisa negara habis untuk bayar lisensi ke Microsoft dkk
  10. Kalau ada Linux..buat apa bayar lebih mahal...;)
10 Alasan Anda TIDAK menggunakan/berpindah ke Linux
  1. Guru/dosen/boss Anda memberikan tugas yang hanya bisa dikerjakan di Windows
  2. Anda pengin nyetel DVD di komputer Anda (daripada duitnya dibelikan DVD player yang murahan)
  3. Anda cukup kaya untuk beli software Windows atau ada yang membayari
  4. Anda maniak game yang hanya bisa jalan di Windows
  5. Kalo nggak punya uang, Anda tega membajak, dan siap kucing-kucingan dengan petugas
  6. Anda perlu mengerjakan sesuatu menggunakan aplikasi yang belum ada di Linux
  7. Anda kerja di Microsoft (!!) atau dikontrak Microsoft
  8. Anda males belajar lagi...
  9. Ada periferal tertentu di komputer Anda yang belum bisa dijalankan di Linux
  10. Yang pasti-pasti aja dehh...
10 Langkah Berpindah ke Lin
ux
  1. Backup semua data penting di harddisk, kopi ke harddisk/partisi lain, CD-R/RW, atau media lain (MO, tape, Zip/Jaz, FlashDisk, DVD)
  2. Catat konfigurasi hardware (pembuat, merk, type, versi/revisi, kode chip, kapasitas, any identification)
  3. Kumpulkan CD instaler Linux, referensi, luangkan cukup waktu (minimal 1-2 jam, makin panjang makin baik)
  4. Tarik nafas panjang dan ucapkan selamat tinggal pada Mr Gates
  5. Format ulang partisi Windows atau partisi ulang sekalian pakai disk manager, BootIT, Ranish, atau XFDisk (buat dulu disket bootnya). Sediakan partisi swap antara 128-400 MB. Sisanya untuk partisi root (/). Anda juga bisa mempartisi nanti pada saat instalasi
  6. Atur BIOS untuk b ooting dari CD. Kalau tidak bisa, buat disket boot dari distro yang akan diinstalasi
  7. Mulailah menginstalasi. Harus diingat, Linux adalah sistem operasi multiuser, seperti Windows NT/2000/XP, sehingga kita perlu mengeset password untuk root (administator) dan user (kita sendiri)
  8. Atur agar instalasi langsung di-boot pada tampilan grafis. Biasanya ini sudah diset otomatis oleh installer. Pastikan display adapter Anda terdeteksi dan terkonfigurasi dengan baik.
  9. Instalasi periferal (sound card, modem, ethernet, printer, TV tuner) pada distro keluaran terakhir biasanya sudah langsung dideteksi. Nyalakan printer/modem eksternal Anda sebelum mulai menginstal.
  10. Setelah selesai instalasi, masukkan username dan password anda pada prompt atau kotak dialog login yang muncul. Bila yang muncul dialog berbasis teks, ketikkan 'startx' pada prompt # yang muncul setelah login dan nikmatilah tampilan grafis khas Linux yang indah!
10 Cara memperoleh CD instaler Linux
  1. Membeli di toko-toko CD (agak sulit menemukannya sekarang)
  2. Meminjam dari teman (jangan lupa dikembalikan)
  3. Membeli lewat internet (mungkin harus menunggu agak lama)
  4. Mengopi CD Linux h asil pinjaman, dari teman maupun dari rental
  5. Membeli majalah yang memberikan bonus CD distro Linux
  6. Membeli buku yang memberikan bonus CD distro Linux
  7. Anda juga bisa langsung meminta dari penjual komputer (sekalian diinstalasikan) dengan CD-nya, dengan menambah sedikit biaya
  8. Membeli/meminjam lewat klub (KPLI) atau UKM/ekstrakurikuler komputer di sekolah/kampus
  9. Mendownload langsung dari internet (jika memiliki akses internet broadband)
  10. Mengikuti kursus/seminar/workshop Linux, pastikan yang ada bonus CD Linuxnya
Top 10 distro Linux yang bisa digunakan secara bebas
  1. RedHat Linux (versi d ownload)
  2. MandrakeLinux (versi download/personal)
  3. Knoppix (tanpa instalasi!)
  4. Trustix Merdeka
  5. WinBI
  6. Slackware Linux
  7. Debian GNU/Linux
  8. LibraNet (versi-versi lama)
  9. Trustix SecureLinux
  10. Gentoo Linux
Top 10 distro Linux yang wajib bayar
  1. RedHat (versi Profesional/Server)
  2. Mandrake (versi Power Pack/Profesional)
  3. SuSE Linux
  4. LindowsOS
  5. Lycoris Desktop/LX
  6. Xandros OS
  7. UnitedLinux
  8. LibraNet (versi terbaru)
  9. NetMax
  10. Conectiva
10 aplikasi open source t
erpopuler
  1. OpenOffice.org
  2. Mozilla
  3. KDE (termasuk KOffice, Konqueror, KMail)
  4. Gnome (termasuk GIMP, Evolution, Gnumeric)
  5. Apache
  6. PHP
  7. MySQL
  8. PostgreSQL
  9. Perl
  10. Python
Top 10 tokoh Linux/
Open Source (internasional)
  1. Linus B Torvalds
  2. Richard M Stallman
  3. Eric S Raymond
  4. Miguel de Icaza
  5. Rasmus Lerdorf
  6. Jon 'Maddog' Hall
  7. Ian Murdock
  8. Bob Young
  9. Patrick Volkerd ing
  10. Mathias Ettrich
(Indonesia)
  1. I Made Wiryana
  2. Onno W Purbo
  3. I Wayan S Wicaksana
  4. Noprianto
  5. Flory Katriena
  6. Priyadi Iman Nurcahyo
  7. Ahmad Sofyan
  8. Rusmanto Maryant o
  9. Prihantoosa
  10. Bambang N Prastowo
Top 10 Situs Linux (internasional)
  1. Linux.org
  2. Linux.com
  3. Freshmeat.net
  4. Slashdot.org
  5. SourceForge.net
  6. LinuxToday.com
  7. LinuxNewbie.org
  8. LinuxJournal.com
  9. Opensource.org
  10. DistroWatch.com
(Indonesia)
  1. Linux.or.id (dan para underbouwnya: jakarta.linux.or.id, bandung.linux.or.id, dst...)
  2. Infolinux.web.id
  3. Opensource-Indonesia.com
  4. Gerbanglinux.com
  5. DariWindowskeLinux.com
  6. Pandu.org
  7. Pegellinux.com
  8. Ngoprek.org
  9. vLSM.org
  10. BenPinter.net
Top 10 sistem operasi gratis (not necessarily open source)
  1. Linux
  2. xBSD (termasuk FreeBSD, NetBSD, OpenBSD, Darwin)
  3. FreeDOS
  4. GNU/Hurd
  5. BeOS Personal Edition (no longer available)
  6. MenuetOS
  7. Symbian
  8. EcOS
  9. AtheOS
  10. V2OS

LINUX 2004:

Where are we and where we're going to

Tak terasa tahun 2004 sudah tiba, dan terlewat beberapa bulan. Banyak perkembangan di dunia TI yang menarik, terutama yang menyangkut Linux dan perangkat lunak bebas (open source software). Beberapa di antaranya:
  1. Kasus SCO: Sebuah perusahaan Unix (dan distributor Linux!) yang lepas kontrol dan berusaha menuntut semua perusahaan pengguna Linux akan royalti karena (konon katanya) sebagian kode Unix (yang mereka beli tahun 1995) sudah dimasukkan ke kode sumber Linux. Karena Linus Torvalds cs tidak mungkin mengakses kode sumber Unix (yang memang rahasia itu) maka sasaran tembaknya adalah IBM, yang mempunyai versi Unixnya sendiri (AIX) dan secara aktif membantu pengembangan Linux sejak tahun 1999. Sebuah tuduhan yang absurd, karena pihak SCO sendiri menolak memperlihatkan kode yang katanya dijiplak (dengan alasan kerahasiaan) dan IBM pun tentunya tidak sebodoh itu menyumbangkan kode yang berlisensi tertutup. Sebagai perbandingan, Sun Microsystem menghabiskan waktu dua tahun untuk menganalisis kode sumber StarOffice, yang dibelinya tahun 1999, sebelum merilisnya sebagai OpenOffice dengan lisensi GPL. Yang mengesalkan tentunya tindakan SCO yang bak preman 'memalak' perusahaan pengguna Linux untuk sesuatu yang belum terbukti!
  2. HaKI: Isu yang sempat meresahkan dunia TI (dan hiburan) di Indonesia pertengahan Juli 2003. Dampaknya pun langsung kelihatan: banyak rental dan toko penjual CD/VCD/DVD bajakan yang tutup, toko komputer tidak berani memajang dan memasang pernagkat lunak bajakan di komputer mereka, dan beberapa institusi pendidikan/pemerintah/swasta yang buru-buru menandatangani kerja sama dengan vendor perangkat lunak tertentu. Tapi, tunggu dulu, sekarang keadaan sudah normal kembali, penjual CD/VCD/DVD bajakan sudah kembali, bahkan semakin marak, rental-rental sudah buka kembali, dan pembicaraan soal HaKI pun lenyap ditelan berita Pemilu. Dan momentum penggunaan perangkat lunak bebas pun berlalu begitu saja...
  3. The Distros Saga: MandrakeSoft (pembuat distro terpopuler, Mandrake Linux) awal tahun lalu mengajukan kebangkrutan ke pemerintah Prancis, dan sempat memunculkan ketakutan akan berhentinya distro Mandrake Linux. Ternyata, distro Mandrake 9.2 tetap muncul di bulan Maret, disusul MandrakeMove (Live CD) dan baru-baru ini Mandrake 10.0, long live Mandrake! Di sisi lain, Trustix justru tumbang di pertengahan 2003, dan ucapkan selamat tinggal pada Trustix Linux (termasuk Trustix Merdeka). SuSE dibeli oleh Novell, masih ditunggu apakah kasus Caldera saat dibeli oleh SCO akan terulang lagi. Semoga saja menjadi lebih baik (SuSE jadi free downloadable mungkin?). RedHat menghentikan rilis RedHat Linux setelah versi 9.0, alih-alih mesponsori projek Fedora (fedora.redhat.com) yang mirip dengan Debian atau Cooker. Selanjutnya, RedHat hanya akan mendukung RedHat Enterprise Linux, sedangkan Fedora akan tersedia secara bebas, seperti Sun menjual StarOffice dan menggratiskan OpenOffice. Pilihan untuk distro bebas populer semakin sedikit, sementara kandidat lain agaknya masih sulit menyodok ke atas. Di sisi lain, distro Indonesia mulai bermunculan setelah terkuburnya Trustix Merdeka dan mandeknya WinBI, seperti Komura, LinuxSehat, RimbaLinux, De2, ROSe, dan DeAl.
  4. Welcome, Linux 2.6!: Kernel 2.6 akhirnya siap digunakan setelah tiga tahun dikembangkan. Tentunya banyak peningkatan kemampuan dan fasilitas yang ditambahkan sesuai tuntutan komputasi modern. Sebentar lagi, distro-distro baru akan bermunculan dengan mengadopsi kernel terbaru ini. Isu utama sekarang ini adalah komputasi 64-bit, yang sebenarnya sudah tersedia sejak dua tahun lalu. Ke depan, banyak standar pernagkat keras yang akan diperkenalkan seperti DDR2, PCI Express, Serial ATA, dan Wireless LAN. Kita berharap Linux akan tetap mengikuti perkembangan terbaru.
  5. The Classic War: Pertarungan Linux vs Windows akan tetap menjadi isu menarik yang 'menjual'. Popularitas Linux terus menanjak, dan Microsoft mulai terusik. Mereka terus meluncurkan program-program 'unik' seperti shared source, trustworthy computing, TCO comparison, See-The-Truth, dan mengutuk Linux sebagai 'ancaman bagi industri perangkat lunak dan hukum hak cipta'. Sejauh ini Microsoft belum menemukan cara untuk membendung musuh yang tidak tampak ini. Di berbagai negara, Microsoft bergerilya untuk membendung penggunaan Linux oleh pemerintah setempat (di Munich dan Thailand). Nampaknya Microsoft masih menggunakan siasat perang yang kuno, dengan perang harga, namun bagaimana memenangkan perang harga melawan sesuatu yang pada dasarnya gratis?
  6. Linux di Indonesia: Indonesia memang negara yang unik dalam soal TI, Made Wiryana menyebut Indonesia itu aneh, karena 'miskin tapi boros'. Para pengguna malas untuk menggunakan Linux dan perangkat lunak bebas (Linux), namun tidak mau membeli perangkat lunak komersial (Windows). Lebih parah lagi, pemerintah tidak punya program yang jelas dan berkesan tidak mendukung perkembangan TI: menetapkan UU Hak Cipta tapi malas menegakkannya, melestarikan monopoli telekomunikasi (secara diam-diam), mempersulit akses internet (kasus frekuensi Wireless LAN), menganggap komputer sebagai barang mewah (karenanya dibuat mahal, termasuk perangkat lunaknya). Sementara Thailand dan Malaysia (juga Vietnam) punya program PC nasional yang murah (padahal negaranya lebih kaya), India malah bikin PDA nasional (SimPuter) yang murah meriah (karena pakai Linux). Situasinya, PC di Indonesia populasinya sangat sedikit dan tidak merata (dibandingkan telepon seluler), Populasi Linux lebih sedikit lagi, dan pembajakan masih menguasai 90% perangkat lunak komersial yang beredar di Indonesia. Penetrasi internet pun tak kalah menyedihkan, karena masih kuatnya monopoli di bidang telekomunikasi (yang katanya sudah dihapuskan).

LINUX Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Sa'ad Al Mubarak